Rabu, 01 April 2015

Manusia yang Gak Pernah Kapok: Apa Sih yang Gue Cari, Sebenernya?


Pernah gak kalian ngetes orang? Gue, sering. Nyaris hobi kayaknya. Meski udah punya prediksi gimana hasilnya tetep aja gue lakuin. My bad habit but I can't help it... sebenernya ini salah satu alasan gue jadi manusia di bawah rata-rata. Karena setiap result sebenernya critical banget pengaruhnya. Anehnya, gue gak kapok untuk hal ini.


Tanpa sadar pikiran gue terlalu kritis akan relationship di dunia ini, bahasa gaulnya: kepo. Kepo banget kenapa sih orang bisa suka, kenapa sih orang bisa deket, kenapa sih, kenapa sih, kenapa???

Tadinya, gue gadis belia tomboy yang ceria... sampai saat di mana gue menemukan hobi baru. Akibat kekepoan gue akan sebuah hubungan antar makhluk hidup di dunia ini.

Iseng-iseng, nempeleng diri sendiri.

Fisik
Hal termainstream yang menjadi tolak ukur cowok mau pun cewek. Mereka yang eye-catching didekati dikagumi dikelilingi, cobalah tampil kebalikannya, see what happens. It's fun, man. Berkali-kali gue ulang-ulang dan jantung gue masih bisa menikmati sensasi di setiap keadaan; enjoy ngeliat orang-orang pergi waktu gue sengaja ngancurin tampilan dan ngehina dalam hati nikmatin orang berdatangan waktu sengaja cantik. Kerennya, gak cuma cowok yang kena gelombang iseng gue ini tapi cewek ternyata kena, gile nyari temen aja yang cantik men ckckck.

Ability
Bisa masak? Bisa bersih-bersih? Bisa nulis? Bisa ngerjain makalah dengan rapih? Bisa diandelin? Jelas dikerebungin. Sengaja useless deh. It's cool to find out the true color of people. Mana golongan butuh dan mana golongan solid.

Behavior
Cool, ramah, baik, manis, easy-going. Coba dibalik. Masihkah ada yang akan bertahan di dekat kita? Jangan mikir "iyalah kalo orang rese gak bakal ada yang deket! pasti dijauhin!" mikirlah : the right person would be like "what's wrong with you?" the right person akan dengan kepo mencari tahu apa yang terjadi dan berusaha membantu bukan meninggalkan.

Presence
Selalu ada, bisa diandelin, tempat curhat terbaik. Gue juga demen orang kayak gitu. But be otherwise. Lihatlah apakah mereka yang pernah kita beri solusi akan mencarikan solusi untuk kerusakan presence kita?

Frightened
Beberapa tahun belakangan gue stay natural. Gue pernah lagi iseng dandan, depan kelas ada yang mandang kaget ke gue. Gue tau maksud pandangan itu gak ngebully, tapi agak kagum. Tapi tatapan kayak gitu yang justru bikin gue ketakutan. Orang suka kita karena tampilan, mostly. Besoknya gue dekil lagi aja gak pake apa-apa. Gue sadar bagusan begini, hati gue damai. Gak ada yang gue cemasin. Gue mungkin terlalu anxious kali ya. Bagi gue, fisik suatu hari pudar kemakan usia, ability mungkin mundur karena hal tak terduga, behaviour suatu hari pasti sempet geser ketabrak masalah, presence mungkin berkurang dan rusak karena banyak hal; di saat-saat itu gimana kalo orang-orang yang terlalu gue percaya ngecewain dengan ninggalin gue? Jadi untuk sekarang gue mau jadi tipikal naturalis, apa adanya aja. No grooming, no bulshit, no drama. If you need me let me know and I'll be there. Otherwise, don't ask me to be sweet little girl, life fucks me, Im a bitch now.

Anyway. Pertama kali ngelakuin tes ini, gue terpuruk banget sama hasilnya. Kagetlah, pasti. But yet, gue kayak gak kapok, rasa kepo gue masih tinggi yang lama-lama bertransformasi menjadi keisengan yang tak tertahankan. Gak tahan aja kalo gak ngetes. Udah tau bakal kecewa lagi, tapi tetep gue lakuin. Udah tau gak bakal ada 'right person' yang gue cari itu (cuma standar kualifikasi yang ketinggian sepertinya), gue masih pengen lakuin. Semua itu bikin gue mikir, dengan kayak gini, apa sih yang gue cari sebenernya?

My wish
is be loved because of my thought and nothing else. tapi makin lama it seems impossible. apa lagi sekarang gue bertransformasi bener-bener jadi kebalikanya, karma kali ya, gue gak valuable sebagai cewek. so I have no goal for those things anymore.

Gue percaya ada orang tulus di dunia ini yang bakal lolos tes iseng ini (naif sekali), tapi gue pesimis nemuin orang kayak gitu di deket gue.

Jatohnya kayak masochist ya? Nyakitin diri sendiri, berulang-ulang.

Talk about masochist, sebenernya tanpa sadar kebanyakan orang punya bakat di bidang itu. Contoh: Orang yang suka pedas. Pedas itu bukan sebuah rasa yang bisa dicap indera perasa kita (lidah), pedas sebenarnya adalah iritasi lidah dari rasa terbakar. And most people love spicy food, masochist thing, am I right? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar