Rabu, 23 Juli 2014

Negeri Sejuta Cermin



Negeriku indah, negeriku Indonesia.

Negeriku beragam, negeriku Indonesia.
Negeriku kaya, negeriku Indonesia.
Namun di beberapa titik, ketidak-tahuan diri masih dipelihara dengan bangganya. Simbol miskin maturity level terutama sebagian anak mudanya.

Tahun ini, tahun pertama saya nyoblos. 2014. Pemilu paling sensasional sepanjang sejarah. 

Dua kandidatnya memiliki latar belakang yang cukup kontras dan menarik sekaligus.

Sangat disayangkan beberapa anak muda dan yang mengaku muda justru merendahkan imej intelektual mereka sebagai kaum muda yang terpelajar, setidaknya sampai pendidikan SMA.


Saya heran, mengapa harus ada yang namanya saling tuding? Saling menyalahkan. Saling menuduh? Kenyang sekali saya menyaksikan bagaimana mereka saling melempar ejekan dan berusaha mencari kesalahan satu sama lain.


Pernah saya tantang komuniti yang romannya galak sekali mendukung capresnya dan kasar sekali menyudutkan lawan capresnya. Tantangannya: coba sebutkan prestasi capresmu.


Langsung balasnya lama, muncul-muncul menjabarkan prestasi hasil kopas dari situs lain yang tak terpercaya sumbernya, juga prestasi yang tak ada hubungannya dengan bakat kepemimpinan. Lucunya, mengapa komuniti ini fanatik sekali sedangkan mereka tak mengenal objek/subjek yang di-fanatak-i.


Makanya, jangan sekali-kalinya kamu mempromosikan orang yang kamu sendiri tidak kenal betul. Belajar tanggung jawab sama omongan sendiri sejak muda. Jangan tahunya sepotong-sepotong terus disebarinnya seember campur bumbu.


Ya, memang saya sendiri adalah mahasiswi yang tidak ada apa-apanya. Mana paham saya soal politik dan memimpin negara. Tapi setidaknya dengan nonton debat capres saya juga jadi mengerti apa yang harus dimiliki seorang pemimpin. Tidak cukup kepemiliteran, tapi kedewasaan, bijaksana, pemikir jangka panjang dan mengutamakan keselamatan serta kesejahteraan rakyat.


Tak usahlah saling tuding, saling cari celah kesalahan. Sekarang tutup yang namanya pintu kesalahan dan buka kotak prestasi! BERSOMBONG-SOMBONG-RIA-LAH! SILAKAN PAMER SEANGKUH MUNGKIN DENGAN KOTAK PRESTASI SENDIRI. Bukan mencari dan membobol pintu kesalahan orang lain. Cobalah berlomba-lomba unjuk prestasi bukan tuding-menuding!


Miris banyak anak muda yang berkicau tak pada tempatnya, kicauannya pun disebarkan di media sosial. Coba dia tunjukan ketidak-setujuannya di depan lawan! Coba! Jangan beraninya menjelek-jelekan orang di dunia maya.


Mau bikin seribu postingan negatif pun tak akan ada pengaruhnya bagi kedua calon presiden dan wakil presiden.


Dan sekali lagi, mengapa harus bersaing dengan saling sikut menyikut seperti itu?


Hai, suka atau tidak suka, salah satu di antara mereka akan menjadi pemimpin kita. Merendahkan tak ada gunanya.


Siapa pun yang menang, tidak perlu dicela. Dukung saja, meski bukan pilihanmu, doakan saja semoga beliau diberikan iman yang kuat untuk benar-benar menjaga dan memajukan Indonesia. Bukan disumpah-serapahi. Disindir-sindir. Sungguh, sindiran yang tidak langsung pada sasaran itu menunjukan mental capacity yang rendah, lalu kamu bangga? ha ha ha =) lagian, tak ada lagi bakat mu yang berguna untuk negara selain mencaci maki begitu ya? Tak ada?


Benar, kita punya sistem demokrasi. Bebas berbicara dan berpendapat. Tapi ya kontrol diri, jangan kebablasan. Ada batasnya. Kalau masih simpang siur belum fix, jangan disebar dulu. Genarasi muda penggosip macam apa kamu?


TIDAK PANTAS KAMU MENCELA KALAU KAMU SENDIRI TAK LEBIH DARI YANG DICELA. Apa lagi yang dicela itu orang besar. Mereka memang tak sempurna, tak luput dari kelengahan, tapi masing-masing punya prestasi di bidang yang berbeda terhadap negara!


Tanya pada dirimu, sejauh mana pengabdianmu terhadap negara, sehingga kamu BERANI mencela-cela Pak Prabowo yang pernah berjasa di kepemiliteran dan Pak Jokowi yang sudah mengharumkan Solo (Surakarta) juga on going Jakarta?



Bercerminlah.



Saya sering menggunakan imajiner mem-visualisasikan satu orang dikawal satu cermin. Banyak sekali orang yang berkomentar dan mencela orang lain tanpa mau melihat ke dirinya sendiri. Apakah sudah lebih baik? Kalau prestasimu tak dapat menyaingi seorang yang akan kaucela itu, tak usahlah bersuara. Malu. Bercerminlah.


Ciptakan cermin imajiner-mu sendiri...


Andai tiap warga Indonesia mampu menjaga pikirannya dan bercermin pada dirinya sendiri, kita bisa ciptakan pribadi yang lebih cerdas dan fokus untuk jadi lebih baik.


Negeri Sejuta Cermin~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar